Oei Hui-lan, Putri Raja Gula Semarang yang Jadi Ibu Negara China

- Redaksi

Rabu, 2 April 2025 - 14:43 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oei Hui Lan (Foto Dok tugu hotels)

Oei Hui Lan (Foto Dok tugu hotels)

BOMINDONESIA.COM, SEMARANG  – Tak banyak yang tahu bahwa dalam sejarah modern China, ada seorang perempuan Indonesia yang pernah menduduki posisi terhormat sebagai ibu negara. Sosok tersebut adalah Oei Hui-lan, wanita kelahiran Semarang pada 21 Desember 1889, putri dari Oei Tiong Ham dan Goei Bing Nio.

Sejak lahir, Oei Hui-lan hidup dalam kemewahan berkat kekayaan ayahnya, seorang pengusaha gula ternama yang dijuluki “Raja Gula Dunia”. Kekayaan keluarga Oei Tiong Ham diperkirakan mencapai 200 juta gulden atau setara Rp44 triliun saat ini. Rumah keluarga mereka di Semarang berdiri megah di atas lahan seluas 80 hektare, dilengkapi vila pribadi dan paviliun.

Hui-lan menjalani masa kecil yang penuh kemewahan, selalu dikelilingi oleh pelayan dan koki pribadi. Setiap ulang tahunnya dirayakan dengan pesta besar, dihiasi dekorasi mewah dan tamu-tamu ternama. Kehidupan bergelimang kemewahan tersebut membuatnya mudah bergaul dan memiliki banyak kenalan internasional.

Baca Juga :  Menggugah Hati! Dua Bocah Yatim Piatu jadi Ojek Payung Demi Sekolah dan Makan

Menjadi Ibu Negara China

Pada 1920-an, Oei Hui-lan bertemu Wellington Koo di London, seorang diplomat terkemuka China yang juga menjabat sebagai salah satu pembentuk Liga Bangsa-Bangsa. Keduanya akhirnya menikah di Brussel pada 1921. Setahun kemudian, Koo diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan China.

Pada 1926, setelah Presiden China Sun Yat-sen wafat, Wellington Koo menjadi pelaksana tugas Presiden Republik China, menjadikan Oei Hui-lan sebagai ibu negara. Sebagai pendamping suami dalam tugas-tugas diplomatik, Hui-lan aktif mendampingi Koo dalam perjalanan internasional hingga masa jabatan Koo berakhir pada 1927.

Baca Juga :  Tim Arkeolog: Makam Kuno di Suriah, Ditemukan Alfabet Tertua

Setelah berhenti menjadi ibu negara, Hui-lan dan suaminya menetap di berbagai kota, termasuk Shanghai, Paris, dan London. Namun, pernikahan mereka berakhir dengan perceraian pada 1958. Hui-lan kemudian tinggal di New York dan membesarkan ketiga anaknya.

Kembali ke Indonesia

Meski tinggal jauh dari Indonesia, Hui-lan tetap memiliki ikatan dengan tanah airnya. Pada 1986, dia mencoba peruntungan dalam bisnis kapal, tembakau, dan sepeda di Indonesia, namun usaha tersebut tidak berhasil.

Oei Hui-lan wafat pada 1992 di New York, kota yang berjarak ribuan kilometer dari tanah kelahirannya di Semarang. Namanya tetap dikenang sebagai wanita Indonesia yang pernah menjadi ibu negara China.

Penulis : Mercurius

Editor : Mercurius

Berita Terkait

O.M. Pancaran Muda dan Wiwiek Abidin Menghibur Masyarakat Banjarmasin
Ki Hajar Dewantara hanya Lulusan Setara SD, Tapi Gagasannya Mencerahkan Bangsa
Garda Swiss: Tentara Terkecil di Dunia yang Setia Menjaga Paus dan Kota Vatikan
KONKLAF: Rahasia di Balik Pintu Tertutup Vatikan
Jejak Peci Hitam di Tanah Samarkand: Soekarno dan Ziarah Spiritual ke Makam Imam Bukhari
Cinta, Seks, dan Neraka: Kengerian di Balik Senyuman Children of God”
Mengapa Lagu “Selamat Hari Lebaran” Jarang Diputar Utuh? Ternyata Liriknya Kritik Pemerintah
Petrus Penembak Misterius, Cara Soeharto Membasmi Premanisme di Tanah Air

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 23:37 WITA

O.M. Pancaran Muda dan Wiwiek Abidin Menghibur Masyarakat Banjarmasin

Jumat, 2 Mei 2025 - 22:53 WITA

Ki Hajar Dewantara hanya Lulusan Setara SD, Tapi Gagasannya Mencerahkan Bangsa

Kamis, 1 Mei 2025 - 00:01 WITA

Garda Swiss: Tentara Terkecil di Dunia yang Setia Menjaga Paus dan Kota Vatikan

Rabu, 30 April 2025 - 22:39 WITA

KONKLAF: Rahasia di Balik Pintu Tertutup Vatikan

Jumat, 25 April 2025 - 23:21 WITA

Jejak Peci Hitam di Tanah Samarkand: Soekarno dan Ziarah Spiritual ke Makam Imam Bukhari

Berita Terbaru

Suasana Bundaran Palangkaraya saat senja (Foto Mercy)

Artikel

Bundaran Besar Palangka Raya, Simbol Kota yang Selalu Hidup

Sabtu, 17 Mei 2025 - 22:22 WITA